Pelurusan Sejarah Tak Harus Rebutan Takhta
CIREBON - Kisruh perebutan takhta Keraton Kasepuhan Cirebon, kembali memanas. Rahardjo Djali yang merupakan keturunan Sultan Sepuh XI kembali mengusik kuasa kesultanan saat ini yang masih dipegang putera mahkota, PRA Luqman Zulkaedin.
Sejarawan Cirebon, Raffan S Hasyim mengatakan, polemik yang terjadi di dalam internal keluarga Keraton Kasepuhan, sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala.
Baca Juga:
7 Pegawai Positif Covid-19, Puskesmas Sedong Tutup 4 Hari
Moto GP Ceko, Satu Orang Terinfeksi Covid-19
Penolakan dan saling tuding, siapa yang paling berhak memimpin keraton, bahkan terjadi sejak pemerintah VOC mulai menginvasi Cirebon.
Menurutnya, polemik terkait siapa yang berhak menjadi sultan, dimulai sejak terbunuhnya Sultan Sepuh V Sjaifudin Matangaji pada 1786.
Sultan Sepuh V yang tidak setuju dengan Belanda, terbunuh setelah diperdaya pihak Belanda yang sebelumnya mengajak Sultan Sepuh V berunding.
Tonton video berikut ini:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: